Sabtu, 18 Desember 2010

AlQuran Dan Hadits Sebagai Landasan Pendidikan


2.1 Pengertian Al-Qur’an
Al-Quran adalah mukjizat[1] abadi NabiMuhammad SAW yang sangat istimewa, mukjizat abadi itu merupakan sebuah kitab, dan dengan kitab tersebut Allah menutup kenabian. Maka tidaklah mengherankan apabila kemudian Al-Quran menjadi kitab yang paling banyak dibaca orang, dikaji, dan ditelaah. Dan hal ini merupakan suatu "mukjizat" bahwa kajian-kajian tersebut senantiasa menjadikan orang semakin kagum dan ingin mengkaji lebih dalam. Salah satu dari keutamaan Alquran, seperti seringkali dibicara­kan, adalah keindahan bahasanya (balaghah[2]).
Secara bahasa Al-Qur’an berasal dari kata qara’a–yaqra’u-qur’anan yang berarti “yang di baca atau bacaan”.
Al-Qur’an yaitu sebuah kitab yang berisi tentang  firman Allah sebagai sumber utama untuk setiap keyakinan dan ibadah orang Islam dan merupakan suatu mukjizat yang di turunkan kepada nabi Muhammad SAW. Melalui perantaraan malaikat jibril, ditulis dalam mushaf[3] yang kemurniannya senantiasa terpelihara, dan membacanya merupakan amal ibadah.
Al-Qur’an merupakan kitab indukmaksudnyarujukan utama dari segala rujukan, sumber dari segala sumber, basis bagi segala sains[4] dan pengetahuan sejauh mana keabsahan ilmu harus diukur standarnya adalah dengan Al-Qur’an.
Mushaf Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muham­mad SAW dalam bahasa Arab. Sehingga banyak terjemahan Al-Qur’an, baik yang diterjemahkan ke daiam bahasa Inggris atau bahasa lain. Tidak ada Al-Qur’an lain atau versi lain Al-Qur’an selain Al-Qur’an itu sendiri. Al-Qur’an tetap eksis hanya dalam bahasa Arab sejak diturunkan.




2.2 Pengertian Al-Hadits
Menurut bahasa, hadits adalah “Al-Jadid” (baru), “Al-Qorib” (yang baru), “Al-Khobar” (berita atau kabar). Seperti yang dikemukakan dalam Q.S. Ath-Thuur : 34, yang artinya “maka hendaklah mereka mendatangkan suatu kabar yang sepertinya (Al-Qur’an), jika mereka orang-orang yang benar”.
Menurut istilah, para ulama berbeda pendapat dalam memberikan pengertian tentang Hadits, diantaranya adalah :
a)      Ulama Hadits umumnya menyatakan bahwa Hadits ialah segala ucapan Nabi, perbuatan beliau, segala taqrir (pengakuan atau ketetapan) beliau, dan segala keadaan beliau.
b)      Ulama Ushul menyatakan bahwa Hadits ialah segala perkataan, perbuatan, dan taqrir Nabi yang bersangkut paut dengan hukum.
c)      Sebagian ulama, salah satunya At-Thiby menyatakan bahwa Hadits ialah segala perbuatan, perkataan, dan taqrir Nabi, para sahabatnya dan para Tabi’in.
d)      Abdul Wahab Ibnu Subky dalam “Mutnul Jam’il Jawami” menyatakan bahwa Hadits ialah segala perkataan dan perbuatan Nabi Muhammad SAW.
Adanya perbedaan pendapat antara ulama Hadits dengan ulama Ushul dalam memberikan definisi Hadits di atas didasari oleh perbedaan cara peninjauannya.
Ulama Hadits meninjaunya bahwa pribadi Nabi itu adalah Uswatun Hasanah, sehingga dengan demikian segala sesuatu yang berasal dari Nabi, baik berupa biografinya, akhlaknya, beritanya, perkataan, dan perbuatannya, baik yang ada hubungannya dengan hukum atau tidak dikategorikan sebagai Hadits.
Sedang ulama Ushul meninjaunya bahwa pribadi Nabi adalah sebagai pengatur undang-undang di samping Al-Qur’an, yang menciptakan dasar-dasar ijtihad[5] bagi para mujtahid[6] yang datang sesudahnya yang menjelaskan kepada umat manusia tentang aturan hidup.
JadiHadits adalah perkataan Nabi Muhammad SAW yang juga dijadikan sumber kedua. Akan tetapi, pernyataan ini tidak dijadikan susunan kata secara langsung dari Allah. Sesegera mungkin dia mulai menyampaikan al-Quran dan mengajarkan kebenaran yang telah Allah turunkan kepadanya, dia dan pengikutnya yang masih sedikit mendapat penyiksaan dari orang-orang kafir. Penganiayaan itu semakin berat sampai tahun 622 M, dimana Allah memerintahkan mereka untuk berhijrah.

2.3 Pengertian Pendidikan 
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Pendidikan meliputi pengajaran keahlian khusus, dan juga sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan dan kebijaksanaan. Salah satu dasar utama pendidikan adalah untuk mengajar kebudayaan melewati generasi.
Tujuan pendidikan adalah untuk mendidik peserta didik menjadi tenaga yang siap pakai. Siap pakai adalah suatu tahapan pencapaian pengertian, kemampuan dan kemauan yang tinggi untuk menyelesaikan tugas yang telah diamanahkan.
            Deep learning adalah proses pembelajaran yang mendorong mahasiswa mencaritahu dan menilai secara kritis ilmu pengetahuan yang dipelajarinya, sehingga ia memahami apa yang dipelajarinya, secara mendalam dan lama. Sederhananya, deep learning bisa disebut “belajar untuk membangun pemahaman yang dalam jangka panjang mendorong si pembelajar untuk menjadi bijaksana dan mampu menjalani hidup dan pergumulannya dengan lebih baik.”Kontras dengan itu adalah surface learning alias “belajar kulitnya saja”, dimana ciri umumnya adalah mahasiswa belajar untuk sekadar menghafal apa yang diajarkan dosennya. Tidak pernah dikaitkan dengan aspek-aspek lain. Biasanya itu dilakukan hanya untuk kepentingan mendapat nilai yang baik dalam tes atau lulus matakuliah.
2.4 Hubungan Al-Qur’an dengan Pendidikan
Istilahpendidikan bisa ditemukan dalam Al-Qur'an dengan istilah ‘at-Tarbiyah’, ‘at-Ta’lim’, dan ‘at-Tadhib’, tetapi lebih banyak kita temukan dengan ungkapan kata ‘rabbi’, kata at-Tarbiyah adalah bentuk masdar dari fi’il madhi rabba , yang mempunyai pengertian yang sama dengan kata ‘rabb’ yang berarti nama Allah. Dalam al-Qur'an tidak ditemukan kata ‘at-Tarbiyah’, tetapi ada istilah yang senada dengan itu yaitu; ar-rabb, rabbayani, murabbi, rabbiyun, rabbani. Sebaiknya dalam hadis digunakan istilah rabbani. Semua kejadian tersebut mempunyai konotasi makna yang berbeda-beda.
Hakekat Pendidikan dalam al-Qur'an merupakan hakekat atau nilai merupakan esensi[7] yang melekat pada sesuatu yang sangat berarti bagi kehidupan manusia. Nilai bersifat praktis dan efektif dalam jiwa dan tindakan manusia dan melembaga secara objektif[8] didalam masyrakat. Nilai ini merupakan suatu realita yang sah sebagai suatu cita-cita yang benar dan berlawanan dengan cita-cita palsu yang bersifat khayal.Dari beberapa pengertian diatas bisa ditarik kesimpulan bahwa pengertian pendidikan Islam adalahsuatu proses transformasi dan internalisasi ilmu pengetahuan dan nilai-nilai Islam pada peserta didik melalui penumbuhan dan pengembangan potensi fitrahnya untuk mencapai keseimbangan dan kesempurnaan hidup dalam segala aspeknya.
Al-qur’an merupakan kitab suci ynag ditrukan kepada nabi Muhammad SAW,yang berisi  tentang:
Ø  Tauhid, yaitu tentang  ketuhanan. Al-qur’an menjelaskan kepada kita bahwa kita lahir di dunia ini di ciptakan oleh pencipta yag maha kuasa yitu Allah SWT. Dialah Tuhan Yang Maha Esa dan tiada sekuu baginya.Misalnya terdapat dalam Q.S. Al-‘alaq 1-  4:





Artinya:katakanlah” Dia-lah Allah “ Yang Maha Esa.allah tempat meminta sesuatu.Tidak beranak dan tidak pila diperanakkan,dan tidak ada sesaupun yang setara dengan Dia.


Q.S. Al-baqarah 21



Artinya:Wahai manusia sembahlah Tuhamu yang tlah menciptakanmu dan orang-orang sebelummu agar kamu bertaqwa.
Ø  Kisah-kisah para nai dan kaumnya, yang mana dari kisah-kisah kita dapat megetahui sejarah dan mengambil hikmahya dan dapat pula kita jadikan sebagai pelajaran kita hidup di dunia. Misalnya terdapat dalam surat Al-Imron 45-62 yang asarmenjelaskan kisah nibi Musa. Q.S.Al-Kahfi mejelaskan tentang kisah ash-habul kahfi,dan lain sebagainya.
Ø  Al-qur’an berisi tentang hokum.t Misalnya hokum wajib berpuasa yaitu terdapat dalam surat al-baqarah 183:


Artinya:Wahai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sbelum kamu agar kamu bertaqwa.Q.S.Al- baqarah: 196, menjelaskan tentang hokum haji.Q.S.Al-baqarah 216-218,menjelaskan tentang hokum perang.Q.S. An-nisa’:58, mejelaskan tentang dasar-dasar pemerintahan
Ø  Al-qu’an berisi tentang etika,misalnya tedapat dalam Q.S.An-nisa’:148. Dasar-dasar akhlakul karimah terdapat dalam surat Al-a’raf :199-202.l-qur’an
                          Dari penjelasan-penjelasan isi al-qur’an diatas kita dapat menjadikan al-qur’an sebagai pedoman hidup salah satunya dengan menjadikannya sebagai dasar pendidikan.
                         





2.5 Hubungan Al-Hadits dengan Pendidikan

            Pada dasarnya al-hadits merupakan penjelas dari al-qur’an, sehingga isi hadits tidak jauh berbeda dengan al-qur’an. Misalnya hadits tentangkeimanan,Akhlaq,Ilmu.bersuci,shalat,kedokteran,mu’amalat,pendidikandan lain sebagainya.
Contoh hadits tentang pendidikan:


            Artinya:Dari Jabir bin Samurah berkata : Rasulullah SAW.bersabda:Pastilah bahwasanya seorang yang mendidik anaknya itu lebih baik dari pada shadaqoh satu sha(HR.Tirmidzi)


[1]peristiwa ajaib yg menakjubkan yang diturunkan kepada para Nabi.
[2]Keindahan bahasa yang ada dalam al-qur’an.
[3]Lembaran-lembaran yang terdapat dalam al-qur’an.
[4]Dasardarisemuailmupengetahuansepertimatematika, biologi, fisika, dll.
[5]Bersungguh-sungguh dalam berfikir mencari hukum.
[6]Orang yang berijtihat
[7]Suatudasar yang pentingdanpokok.
[8]Tidakmenurutdirisendiri.

Tidak ada komentar: