Sabtu, 18 Desember 2010

Filsafat Pendidikan


2.1. Filsafat Pendidikan
            Filsafat adalaha ilmu pengetahuan yang telah lama diusahakan manusia dan merupakan ilmu pengetahuan yang paling lama diantara ilmu-ilmu yang lain. Semua ilmu pengetahuan tidak terkecuali sumbernya adalah filsafat. Notonegoro berpendapat bahwa filsafat adalah ibu semua ilmu pengetahuan.[1]
            Sedangkan yang dimaksud dengan filsafat pendidikan adalah penerapan prinsip-prinsip filsafat dalam upaya pemecahan masalah-masalah pendidikan. Seorang pendidik, perlu memahami filsafat pendidikan yang nantinya dapat dipakai sebagai pedoman dalam melaksanakan tugas-tugas pendidikan.
            Antara filsafat dan pendidikan terdapat hubungan yang tidak terpisahkan. John Dewey menyatakan bahwa filsafat adalah teori umum pendidikan, landasan pemikiran dan perenungan tentang pendidikan (J. Dewey; 1946:383). Filsafat mengadakan perenungan-perenungan tentang realita dan pengalaman yang banyak terdapat dalam lapangan pendidikan. Dalam tinjauannya tentang realita banyak dikupas pandangan tentang dunia dan pandangan hidup. Konsep mengenai hal ini menjadi landasan penyusunan konsep tujuan dan metodologi pendidikan.[2]
            Ilmu pendidikan sebagai ilmu pengetahuan normative berusaha menemukan rumusan-rumusan tentang norma-norma atau ukuran tingkah laku yang dapat dijadikan pedoman dalam mendidik. Oleh karena itu, bagi seorang pendidik perlu memahami tentang filsafat pendidikan.
            Perlu diketahui bahwa dalam filsafat terdapat bermacam-macam aliran atau paham yang memiliki pandangan yang berbeda-beda. Untuk dapat melaksanakan pendidikan secara penuh tanggung jawab, pendidik perlu menentukan pilihan secara selektif dan kritis, dengan demikian arah kemana ia harus bertindak dapat dilaksanakan secara tepat dan sukses.
Beberapa aliran filsafat pendidikan antara lain:
a.       Perenialisme
adalah paham yang menghendaki agar pendidikan dapat menuntun kehidupan manusia dalam suatu tata susunan yang rasional. Perenialisme berpandangan bahwa kebenaran itu sesuatu yang memperlihatkan adanya kesesuaian antar pikir dan realita. Upaya pendidikan menurut paham ini antar lain menanamkan norma, disiplin mental, melatih daya pikir dan ingatan untuk memperkuat jiwa manusia.
b.      Esensialisme
Yaitu paham yang menginginkan pendidikan yang bersendikan nilai-nilai yang tinggi, ditujukan untuk menanamkan norma-norma dan disiplin serta melatih anak agar memiliki daya absorbs yang tinggi.
c.       Progresivisme
Yaitu paham yang menghendaki pendidikan yang hakekatnya profresif, dan pengalaman merupakan unsur utama dalam menguasai pengetahuan. Upaya pendidikan ditujukan untuk merekonstruksi pengalaman sebanyak-banyaknya, dan melatih kemampuan berpikir dengan memberikan stimulus (rangsangan). Dengan kemampuan pikirnya ia mencoba memecahkan problema-problema yang dihadapi dan aktif melakukan interaksi dengan lingkungannya.
d.      Rekonstruktionisme
Paham yang menghendaki pendidikan yang melatih kemampuan anak secara konstruktif dalam penyesuaian diri dengan perubahan-perubahan yang ada sesuai dengan perubahan dan perkembangan masyarakat.

2.2. Ideologi Pendidikan
            Secara fungsional, ideologi diartikan sebagai pemikiran yang digunakan untuk kebaikan bersama (common good). Dalam hal ini ideologi bisa muncul karena kekecewaan pada saat ini dan mempunyai niatan untuk memperbaiki di zaman akan datang.
Sedangkan ideologi struktural, diartikan sebagai alat pembenar bagi kebijakan dan tindakan kaum penguasa.
Ideologi pendidikan merupakan sifat hakiki dan cara pelaksanaan persekolahan. Ideologi pendidikan berbeda dengan filosofis-filosofis pendidikan.Filosofis lebih konvesionals sedangkan ideologi adalah sistem-sistem yang lebih khusus dari gagasan-gagasaan yang bersifat umum. Ideologi pendidikan lebih berorientasi ke arah etika sosial dari pada ke arah filosofis yang abstrak (seperti realisme, idealisme, pragmatisme).
Maksud ideologi terutama adalah mengarahkan tindakan sosial dan bukan sekedar menjernihkan ataupun menata pengetahuan.
Dalam hal ini O’Neil menjabarkan beberapa ideologi yang dianut oleh berbagai negara. Namun dari banyaknya ideologi tersebut dia golongkan ke dalam 3 kelompok yaitu konservatis, liberal dan Kritis Radikal.
Ideologi Konservatif
Dalam padangan ideologi kondervatif ini memandang bahwa ketidaksederajatan masyarakat merupakan sesuatu yang alami, sesuatu hal yang sangat  mustahil untuk kita hindari. Perubahan dalam faham ini merupakan sesuatu hal yang tidak perlu diperjuangkan karena faham ini percaya bahwa perubahan akan menciptakan sebuah kesengsaraan baru.
Ideologi Liberal
Dalam pendidikan ini berkeyakinan bahwa dalam masyarakat terjadi banyak masalah termasuk urusan masalah pendidikan. Namun mereka beranggapan masalah pendidikan tidak akan ada sangkut paut dengan persoalan politik dan ekonomi masarakat. Tetapi pendidikanlah yang bisa menyesuaikan dengan perubahan arah politik dan perkembangan dunia perekonomian.
Ideologi Kritis Radikal
Sedangkan pendidikan bagi kaum ini merupakan arena sebuah perjuangan politik, jadi penulis mendifinisakan bahwa pendidikan itu digunakan sebagai wahana untuk menyebarkan famam politik dan secara otomatis pendidikan itu mempunyai tujuan sesuai dengan politik yang mempengaruhinya. Jika kaum konservatif pendidikan di gunakan untuk menjaga kelanggengan setatus quo, sedangkan kaum liberal pendidikan dia arahkan untuk perubahan secara moderat, maka ideologi kritis radikal menginginkan dunia pendidikan di gunakan untuk perubahan struktural secara fundamental, baik dalam ekonomi, gender dan politik.




























BAB III
KESIMPULAN

Kesimpulan
            Filsafat pendidikan adalah penerapan prinsip-prinsip filsafat dalam upaya pemecahan masalah-masalah pendidikan. Seorang pendidik, perlu memahami filsafat pendidikan yang nantinya dapat dipakai sebagai pedoman dalam melaksanakan tugas-tugas pendidikan. Beberapa aliran filsafat pendidikan antara lain perenialisme, esensialisme, progresivisme, dan rekonstruktionisme.
            Ideologi pendidikan merupakan sifat hakiki dan cara pelaksanaan persekolahan. Ideologi pendidikan berbeda dengan filosofis-filosofis pendidikan.Filosofis lebih konvesionals sedangkan ideologi adalah sistem-sistem yang lebih khusus dari gagasan-gagasaan yang bersifat umum. Ideologi pendidikan lebih berorientasi ke arah etika sosial dari pada ke arah filosofis yang abstrak (seperti realisme, idealisme, pragmatisme).









Tidak ada komentar: